LAPORAN EVALUASI KURIKULUM EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI KALISEGORO SEMARANG
LAPORAN EVALUASI KURIKULUM
EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI
KALISEGORO SEMARANG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kurikulum
Dosen pengampu:
Niam Wahzudik, S. Pd., M. Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Aditya Nur Fitri (1102420031)
2. Rizkya Ratna Sari (1102420034)
3. Ning Karlina (1102420052)
4. Mega Istarini Karyastuti (1102420054)
5. Naili Mahzumah (1102420056)
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
DAFTAR ISI
B. LATAR BELAKANG .......................................................................................3
C. FOKUS EVALUASI KURIKULUM.................................................................4
D. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................5
E. TUJUAN EVALUASI KURIKULUM...............................................................5
F. MANFAAT EVALUASI KURIKULUM ..........................................................5
G. KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................6
H. METODE ..........................................................................................................9
I. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................11
J. REKOMENDASI ............................................................................................25
K. KESIMPULAN ...............................................................................................26
L. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................26
M. LAMPIRAN ....................................................................................................28
A. JUDUL
“Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD Negeri Kalisegoro Semarang”
B. LATAR BELAKANG
Kurikulum senantiasa berubah dan bersifat dinamis, tidak ada yang
mampu membuat kurikulum tetap statis karena adanya tantangan yang timbul
dari dalam maupun dari luar lingkungan sistem pendidikan yang
menyebabkan kurikulum harus senantiasa menyesuaikan diri agar mampu
memenuhi permintaan dari semua dimensi kehidupan. Pendidikan pada
dasarnya harus relevan dengan kebutuhan masyarakat umum, maka hal ini
menjadi tanggung jawab dari kurikulum yang harus mampu memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mempersiapkan diri sehingga siap
diterjunkan ke masyarakat.
Menurut (Hamalik, 2010) berpedapat bahwa mutu pendidikan
Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan karena banyak para lulusan yang
belum memenuhi tuntutan mutu dilihat dari kebutuhan di lapangan kerja,
norma-norma sosial yang berlaku, penguasaan nilai-nilai budaya nasional dan
daerah, terutama anak-anak yang bersekolah dipedalaman jauh dari dunia
modern seperti diperkotaan. Kekurangan dalam berbagai unsur penunjang
tersebut akan menyebabkan tidak terlaksananya pendidikan yang efektif.
Ditambah lagi tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia
menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan
fasilitas belajar dan personal bimbingan terhadap siswa-siswa penerus bangsa
ini. Permasalahan juga timbul dari semakin derasnya arus ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diakibatkan oleh berkembangnya aspirasi manusia berkat
kebebasan berpikir dan kebebasan mengeluarkan gagasan. Sehingga perlu
adanya media yang dapat menyalurkan fenomena tersebut kearah yang positif.
Mengingat hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengembangkan kurikulum baru yang
dinamakan kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 menjadi harapan
bagi pemerintah maupun masyarakat di Indonesia saat ini. Kurikulum 2013
merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Implementasi kurikulum 2013 harus melibatkan semua komponen.
Komponen-komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran,
proses pembelajaran, penilaian, manajemen pembelajaran, layanan kesiswaan.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut kerjasama semua elemen terutama
kepala sekolah dan guru.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang memerlukan
pengembangan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Selain itu, juga
perlu diketahui hambatan atau kendala yang dihadapi oleh sekolah agar dapat
diperbaiki dan memperlancar pelaksanaan Kurikulum 2103 pada tahap
selanjutnya. Pelaksanaannya haruslah dipantau dan dievaluasi untuk
mengetahui seberapa jauh kurikulum tersebut telah dilaksanakan agar
nantinya hal yang menghalangi Kurikulum 2013 ini dapat diatasi dan
mengalami kemajuan terutama untuk Kota Semarang dan daerah lain pada
umumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian mengenai “Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 di
SD Negeri Kalisegoro Semarang”.
C. FOKUS EVALUASI KURIKULUM
Fokus penelitian dari “Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD Negeri
Kalisegoro Semarang” ialah efektifitas Product (Hasil), Input (Masukan),
Process (Proses), Product (Hasil) evaluasi kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro
setelah kurikulum dilaksanakan untuk memperbaiki kurikulum dari sekolah
yang diteliti.
D. RUMUSAN MASALAH EVALUASI KURIKULUM
1. Bagaimanakah efektifitas Context (Konteks) evaluasi kurikulum 2013 di
SDN Kalisegoro?
2. Bagaimanakah efektifitas Input (Masukan) evaluasi kurikulum 2013 di
SDN Kalisegoro?
3. Bagaimanakah efektifitas Process (Proses) evaluasi kurikulum 2013 di
SDN Kalisegoro?
4. Bagaimanakah efektifitas Product (Hasil) evaluasi kurikulum 2013 di
SDN Kalisegoro?
E. TUJUAN EVALUASI KURIKULUM
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis:
1. Efektifitas Context (Konteks) evaluasi kurikulum 2013 di SDN
Kalisegoro
2. Efektifitas Input (Masukan) evaluasi kurikulum 2013 di SDN
Kalisegoro
3. Efektifitas Process (Proses) evaluasi kurikulum 2013 di SDN
Kalisegoro
4. Efektifitas Product (Hasil) evaluasi kurikulum 2013 di SDN
Kalisegoro
F. MANFAAT EVALUASI KURIKULUM
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, baik dalam segi manfaat teoritis
maupun manfaat praktis adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif dalam
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia khususnya pengembangan
kurikulum di Indonesia terutama implementasi kurikulum 2013.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1) Bagi Sekolah
Gambaran mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah
diterapkan dan dapat menjadi salah satu bahan masukan untuk
perbaikan dalam mencapai tujuan.
2) Bagi Jurusan
Kontribusi dan referensi tentang pelaksanaan kurikulum 2013 bagi
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan yang dilaksanakan oleh pihak
jurusan.
3) Bagi Penelitian Selanjutnya
Rekomendasi atau referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk
meneliti kurikulum 2013.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sudah diberlakukan sebagai kurikulum nasional
sejak Tahun Ajaran 2013/2014. Sebagai kurikulum nasional, Kurikulum
2013 memenuhi kedua dimensi kurikulum: yang pertama adalah rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran; dan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk proses kegiatan pembelajaran. Tujuan
dari kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia (Kemendikbud, 2022).
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan
oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari
pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai
pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh
seluruh peserta didik (Rusman 2018).
2. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum berasal dari kata evaluasi dan kurikulum.
Menurut Fitzpatrick dalam (Kartowagiran, 2013) evaluasi merupakan
kegiatan yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengklarifikasi dan
mengaplikasikan suatu kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu
program. Dengan demikian yang dimaksud dengan evaluasi adalah
kegiatan yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menyajikan informasi secara akurat dan bermanfaat untuk menafsirkan
keberhasilan suatu program, dan sebagai bahan untuk membuat keputusan
baru. Sedangkan kurikulum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional menjelaskan kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi kurikulum merupakan
serangkaian kegiatan sistematis untuk mengumpulkan dan mengolah
informasi suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulum.
3. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh (Magdalena et al., 2020)
yang berjudul “EVALUASI PENERAPAN PEMBELAJARAN K13 DI
SEKOLAH DASAR DHARMAWATI ARIEF TANGERANG”, diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa kesiapan guru terhadap pelaksanaan
kurikulum 2013 hanya 80% karena kurangnya pelatihan-pelatihan.
Persiapan buku SD Dharmawati Arief mencapai 100% dari pemerintah,
tetapi bahan ajar atau sarana prasarana hanya 80% yang lain kurang
dipersiapkan sehingga guru harus membuat sendiri. Untuk kesiapan
fasilitas hampir 80%. Kondisi RPP mencapai 90% dan dalam kegiatan
proses pembelajaran di SD Dharmawati Arief sudah mencapai 80% dalam
pembelajaran menggunakan tema atau penerapan kurikulum K13.
Penilaian di SD sudah mencapai 95%. Hal ini menunjukkan cara penilaian
melalui faktor utama sikap di SD adalah faktor sosial dan spiritual.
Respon peserta didiknya juga sangat baik tetapi hasil belajarnya kurang
baik.
Dalam penelitian lain, yang dilakukan oleh (Astri et al., 2021)
yang berjudul “ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN
KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR”, dijelaskan bahwa
terdapat 3 Aspek kesulitan yang dialami oleh guru dalam penerapan
Kurikulum 2013, diantaranya yaitu kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran, | melaksanakan | pembelajaran | dan | mengevalusi | ||
pembelajaran. | Faktor | penyebab | kesulitan | guru | yaitu | kurangnya |
pemahaman tentang Kurikulum 2013, masih belajar dan beradaptasi | ||||||
dengan | penerapan | Kurikulum | 2013 | dikarenakan | baru | |
mengimpemetasikanya, | pelatihan | yang | kurang | untuk | peningkatan |
mendukung penerapan Kurikulum 13.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, disimpulkan bahwa
rata-rata yang menjadi hambatan dalam penerapan kurikulum 2013 adalah
dari kesiapan guru dan kurang pahamnya guru terkait pelaksanaan
kurikulum 2013. Oleh sebab itu, kelompok kami akan melakukan evaluasi
terkait dokumen kurikulum dan bagaimana proses mengajar guru-guru
tersebut ketika di dalam kelas apakah sudah sesuai dengan dokumen
kurikulumnya (RPP) atau belum.
H. METODE
1. Pendekatan Model
Dalam mengevaluasi kurikulum terdapat enam pendekatan yang
dapat digunakan, diantaranya (1) pendekatan orientasi objektif (objective
oriented approach), (2) pendekatan orientasi manajemen (contex input
processs product model), (3) pendekatan orientasi konsumen (consumer
oriented approches), (4) pendekatan orientasi pakar (expertice oriented
approches), (5) pendekatan orientasi oposisi (adversary oriented
approches), (6) pendekatan orientasi stakeholder (naturalistic and
participant oriented approches). Dari keenam pendekatan yang ada, tim
peneliti akan menggunakan pendekatan evaluasi orientasi manajemen atau
contex input process product model atau yang biasa dikenal dengan model
CIPP. Model CIPP dikembangkan oleh stufflebeam yang menggambarkan
proses evaluasi adalah cara untuk menggambarkan, memperoleh dan
menyiapkan informasi sebagai acuan dalam menilai suatu program yang
sedang dijalankan, selanjutnya dapat membantu administrator membuat
keputusan-keputusan yang tepat sebagai pengembangan atau perbaikan
suatu program pendidikan(EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (SUATU EVALUASI PELAKSANAAN
KTSP PADA SMP NEGERI 37 JAKARTA) | Bathni | Jurnal Sekretari
Universitas Pamulang, n.d.).
Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
kurikulum 2013 SD, mengetahui aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran kurikulum 2013, dan mengumpulkan dokumen yang
diperlukan dalam proses pembelajaran serta untuk mengetahui kesesuaian
antara dokumen-dokumen pembelajaran dengan pengaplikasian proses
pembelajaran di SD Negeri Kalisegoro Semarang.
2. Populasi dan sampling
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh warga SDN Kalisegoro
Kota Semarang. Sampling pada penelitian ini adalah kepala sekolah, para
wakil kepala sekolah, guru bidang studi, dan siswa.
3. Instrumen Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian, tim peneliti menggunakan
alat/instrument dalam memperoleh data, adalah Lembar wawancara berisi
daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Lembar
wawancara digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
pelaksanaan kurikulum 2013 SD dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran kurikulum 2013.
a. Instrumen Tahap Konteks
Instrumen berupa wawancara kepada guru bidang kurikulum mengenai
pemahaman guru terkait kurikulum 2013, keadaan sekolah yang
bersangkutan mengenai sumber daya manusia dan sarana prasarana
yang ada di SDN Kalisegoro serta analisis kebutuhan.
b. Instrumen Tahap Input
Instrumen berupa wawancara dan observasi kepada guru bidang
kurikulum mengenai dokumen kurikulum serta buku pedoman guru
dan siswa, sumber daya manusia/ guru, sarana dan prasarana serta
media pembelajaran yang digunakan di SDN Kalisegoro.
c. Instrumen Tahap Proses
Instrumen berupa wawancara kepada guru bidang kurikulum dan
kepala sekolah mengenai implementasi kurikulum 2013, program
supervisi, kendala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan
keunggulan lokal di SDN Kalisegoro.
d. Instrumen Tahap Product
4. Kriteria evaluasi
Jenis kriteria evaluasi yang akan digunakan tim peneliti adalah
Mutually adaptive. Pendekatan ini merupakan perpaduan antara
pendekatan “pre-ordinate, fidelity, dan process”. Kriteria yang digunakan
dikembangkan dari karakteristik program dari luar, seperti berdasarkan
pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
5. Teknik analisis data
Data yang telah didapatkan melalui pengumpulan dokumen,
wawancara dan angket akan dianalisis dengan tahap sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabastrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b. Penyajian data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan kita untuk dapat menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
c. Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan konfigurasi yang utuh
sehingga perlu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan
dibuat berdasarkan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau
hasil tukar pikiran dengan tim peneliti.
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013
- Gambaran Profil SD Negeri Kalisegoro
Nama Sekolah : SD NEGERI KALISEGORO
NPSN : 20328699
Alamat : Jl Raya Kalisegoro Rt 01 Rw 02
Kode Pos : 50229
Desa/Kelurahan : KALISEGORO
Kecamatan : Kec. Gunung Pati
Kab/Kota : Kota Semarang
Provinsi : Prov. Jawa Tengah
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaran : Pagi/6 hari
Bentuk Pendidikan : SD
- Visi SD Negeri Kalisegoro:
Dapat menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas, yaitu manusia
yang unggul dan berprestasi, berbudi pekerti luhur, cakap dan terampil
berdasarkan iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha Esa.
- Misi SD Negeri Kalisegoro:
1) Memberdayakan semua potensi yang ada
2) Menjalin kerjasama dengan orang tua murid dan lembaga lainnya
3) Meningkatkan kinerja dan kedisiplinan
4) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan aman,
sebagai perwujudan Wawasan Wiyata Mandala
5) Meningkatkan kerjasama baik antar guru, antar murid, maupun
guru dengan murid
6) Meningkatkan kreativitas siswa.
- Tujuan SD Negeri Kalisegoro:
1) Peserta didik memiliki budi pekerti yang luhur, cakap dan terampil
beradasarkan iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha Esa
2) Peserta didik menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan
menjauhi larangannya sesuai dengan ajaran agamanya
3) Peserta didik dapat mencapai prestasi unggul di bidang akademik
atau non-akademik
4) Peserta didik dapat melaksanakan pola hidup bersih dan sehat
5) Meningkatkan kualitas lulusan yang dapat diterima di
SMP/sederajat negeri/swasta
6) Peserta didik memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur
7) Peserta didik terbiasa hidup bersih serta mempunyai kepedulian
tinggi terhadap lingkungan
8) Peserta didik memiliki kreatifitas sesuai dengan karakter masingmasing.
Lokasi evaluasi implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan di
SDN Kalisegoro dengan alamat Jalan Raya Kalisegoro, Kec.Gunung Pati,
Kota Semarang. alasan dipilihnya SDN Kalisegoro Kota Semarang
sebagai lokasi penelitian disebabkan beberapa aspek diantaranya adalah:
a. SDN Kalisegoro merupakan sekolah berakreditasi A.
b. Memiliki prestasi sebagai Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Ramah
Anak.
c. Menerapkan supervisi sebagai upaya pengembangan guru dalam
pembelajaran.
d. Menggunakan manajemen berbasis sekolah.
e. Memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang mengarah pada
pembentukan siswa yang unggul, cerdas, kompetitif, berkarakter,
berbudaya dan berwawasan konservasi berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah Dasar Negeri Kalisegoro memiliki sarana dan prasarana
sebagai penunjang pelaksanaan proses pendidikan, antara lain ruang kelas
yang kondusif, lapangan olahraga, alat peraga, alat olahraga dan ruang
terbuka hijau sebagai ruang baca. Tahun Ajaran 2021-2022, SDN
Kalisegoro memiliki 8 guru, 1 orang tenaga administrasi, 1 petugas
perpustakaan. Saat ini sekolah dipimpin oleh ibu Dwi Hartiningsing, S.Pd.
selaku Kepala Sekolah.
Tabel 1
Daftar Guru SDN Kalisegoro Kota Semarang 2021/2022No | Nama Guru | L/P | Jabatan | Jenjang Pendidikan |
1 | Dwi Hartiningsih, S. Pd | P | Kepala Sekolah | S1 |
2 | Munawir, S. Pd | L | Petugas Perpustakaan dan Guru Mata Pelajaran | S1 |
3 | Surasa, S. Pd | L | Petugas Sarana Prasarana dan Guru Kelas | S1 |
4 | Septi Oktarini, S. Pd | P | Guru Kelas | S1 |
5 | Nina Nurhayati, S. Pd | P | Guru Kelas | S1 |
6 | Suyati, S. Pd. | P | Guru Kelas | S1 |
7 | Sulardi | L | Guru Penjaskes | - |
15
8 | Immanuel Nugroho Puji Hartono, S.Pd. | L | Guru Kelas | S1 |
9 | Supiyanto, S.Pd. | L | Guru Kelas | S1 |
2. Deskripsi Konteks, Input, Proses dan Output
a. Evaluasi Konteks Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN
Kalisegoro
Penilaian konteks dalam evaluasi ini mengarah kepada fakta
yang ditemukan di lapangan terkait dengan program pelaksanaan
program kurikulum 2013 ataupun segala hal yang menjadi pendahulu
suatu program kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro yang memiliki
implikasi keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan program
kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru
bidang kurikulum menyatakan bahwa:
“Indikator-indikator evaluasi konteks dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 adalah tentang kondisi lingkungan yang
mendukung terhadap pelaksanaan kurikulum 2013,
pelaksanaan kurikulum 2013 yang memperhatikan terhadap
visi, misi sekolah, dan pelaksanaan kurikulum 2013 pada
sekolah telah ditetapkan pemerintah serta kebutuhan
pengembangan profesional pendidik di SDN kalisegoro ini”
Hal tersebut juga diperkuat dari dokumen yang ada, yaitu
berupa SK, petunjuk teknis dan kerangka acuan kegiatan dan visi, misi
SDN Kalisegoro dan sumber daya tenaga guru yang cukup dan secara
umum mempunyai pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya
masing masing. Dengan demikian dapat diketahui bahwa indikatorindikator evaluasi konteks dalam pelaksanaan program kurikulum
2013 tersebut adalah:
1) Pemahaman guru terkait kurikulum 2013
2) Keadaan sekolah yang bersangkutan mengenai sumber daya
manusia dan sarana prasarana yang ada di SDN Kalisegoro
3) Analisis kebutuhan
Untuk lebih jelasnya akan di uraikan masing-masing indikator sebagai
berikut:
1) Pemahaman guru terkait kurikulum 2013.
Data mengenai pemahaman guru tentang kurikulum 2013
diperoleh melalui wawancara kepada guru sebagai berikut:
“Tentang kurikulum 2013 sebenarnya tidak berbeda dengan
kurikulum yang lama (KTSP) yang sudah kami laksanakan
selama ini. Yang sedikit membedakan adalah kurikulum
baru dalam hal ini kurikulum 2013 lebih menekankan pada
pemanfaatan teknologi dan kami memahami itu, hanya saja
guru-guru yang ada di sekolah ini, terutama yang pegawai
negeri atau guru-guru yang sudah senior mereka tidak
mengerti tentang pemanfaatan komputer dan alat peraga
elektronik lainnya karena sejak dulu sudah mengajar secara
manual jadi mengalami kesulitan dalam penggunaan
teknologi”
Kemudian dari hasil observasi yang peneliti lakukan
bahwa guru ketika masuk ke dalam kelas untuk mengajar hanya
membawa buku paket dan alat tulis seadanya, dan memulai
pelajaran hanya menggunakan metode ceramah (demonstrasi)
saja, dan diselingi dengan tanya jawab yang mana guru
mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang siswa. Tidak ada
media yang digunakan sampai akhir pembelajaran.
Dari hasil wawancara dan obervasi yang dilakukan di atas,
dapat dilihat bahwa guru sudah memahami kurikulum 2013, baik
melalui pendampingan atau pelatihan/diklat yang diberikan,
maupun secara belajar sendiri (autodidak), hanya memang harus
diakui bahwa belum semua pihak memahami karena
keterbelakangan pengetahuan akan teknologi yang menjadi basis
dari pelaksanaan dan pengembangan kurikulum 2013 tersebut.
Oleh sebab itu perlu adanya upaya dan tuntutan dari pemerintah
bagi setiap guru untuk bisa mengoperasikan komputer dan media
pembelajaran lainnya agar hal semacam ini tidak menjadi
hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
2) Lingkungan dan Keadaan SDN Kalisegoro
Indikator lingkungan dan keadaan SDN Kalisegoro pada
evaluasi konteks didasari pada dukungan kebijakan dari
pemerintah dan suasana sekitar yang mendukung pada pelaksanaan
program kurikulum 2013. Pada wawancara dengan kepala
madrasah berkenaan tentang lingkungan dan keadaan sekolah pada
pelaksanaan program kurikulum 2013 sangat mendukung hal ini
tersebut pada kutipan wawancara sebagai berikut:
“Pelaksanaan kurikulum 2013 ini menggambarkan jelas
tentang tujuan program yang akan dicapai dan Secara
singkat dapat dikatakan evaluasi konteks merupakan
evaluasi terhadap keadaan yang melingkupi proses
pelaksanaan. Keadaan yang termasuk konteks adalah yang
berasal dari lingkungan dan keadaan sekolah yaitu kondisi
aktual dengan kondisi yang diharapkan, maka kami melihat
bahwa kondisi lingkungan dan keadaan sekolah ini cukup
mendukung terhadap pelaksanaan program kurikulum
2013.”
Berdasarkan pada hasil wawancara di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kondisi lingkungan dan keadaan SDN
Kalisegoro adalah cukup mendukung terhadap pelaksanaan
kurikulum 2013, karena kondisi lingkungan dalam keadaan aman,
tentram dan kondusif. Hal tersebut tentu menjadi penunjang bagi
tercapainya tujuan dari kurikulum 2013.
Kalisegoro
Penilaian konteks dalam evaluasi ini mengarah kepada fakta
yang ditemukan di lapangan terkait dengan program pelaksanaan
program kurikulum 2013 ataupun segala hal yang menjadi pendahulu
suatu program kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro yang memiliki
implikasi keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan program
kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru
bidang kurikulum menyatakan bahwa:
“Indikator-indikator evaluasi konteks dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 adalah tentang kondisi lingkungan yang
mendukung terhadap pelaksanaan kurikulum 2013,
pelaksanaan kurikulum 2013 yang memperhatikan terhadap
visi, misi sekolah, dan pelaksanaan kurikulum 2013 pada
sekolah telah ditetapkan pemerintah serta kebutuhan
pengembangan profesional pendidik di SDN kalisegoro ini”
Hal tersebut juga diperkuat dari dokumen yang ada, yaitu
berupa SK, petunjuk teknis dan kerangka acuan kegiatan dan visi, misi
SDN Kalisegoro dan sumber daya tenaga guru yang cukup dan secara
umum mempunyai pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya
masing masing. Dengan demikian dapat diketahui bahwa indikatorindikator evaluasi konteks dalam pelaksanaan program kurikulum
2013 tersebut adalah:
1) Pemahaman guru terkait kurikulum 2013
2) Keadaan sekolah yang bersangkutan mengenai sumber daya
manusia dan sarana prasarana yang ada di SDN Kalisegoro
3) Analisis kebutuhan
Untuk lebih jelasnya akan di uraikan masing-masing indikator sebagai
berikut:
1) Pemahaman guru terkait kurikulum 2013.
Data mengenai pemahaman guru tentang kurikulum 2013
diperoleh melalui wawancara kepada guru sebagai berikut:
“Tentang kurikulum 2013 sebenarnya tidak berbeda dengan
kurikulum yang lama (KTSP) yang sudah kami laksanakan
selama ini. Yang sedikit membedakan adalah kurikulum
baru dalam hal ini kurikulum 2013 lebih menekankan pada
pemanfaatan teknologi dan kami memahami itu, hanya saja
guru-guru yang ada di sekolah ini, terutama yang pegawai
negeri atau guru-guru yang sudah senior mereka tidak
mengerti tentang pemanfaatan komputer dan alat peraga
elektronik lainnya karena sejak dulu sudah mengajar secara
manual jadi mengalami kesulitan dalam penggunaan
teknologi”
Kemudian dari hasil observasi yang peneliti lakukan
bahwa guru ketika masuk ke dalam kelas untuk mengajar hanya
membawa buku paket dan alat tulis seadanya, dan memulai
pelajaran hanya menggunakan metode ceramah (demonstrasi)
saja, dan diselingi dengan tanya jawab yang mana guru
mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang siswa. Tidak ada
media yang digunakan sampai akhir pembelajaran.
Dari hasil wawancara dan obervasi yang dilakukan di atas,
dapat dilihat bahwa guru sudah memahami kurikulum 2013, baik
melalui pendampingan atau pelatihan/diklat yang diberikan,
maupun secara belajar sendiri (autodidak), hanya memang harus
diakui bahwa belum semua pihak memahami karena
keterbelakangan pengetahuan akan teknologi yang menjadi basis
dari pelaksanaan dan pengembangan kurikulum 2013 tersebut.
Oleh sebab itu perlu adanya upaya dan tuntutan dari pemerintah
bagi setiap guru untuk bisa mengoperasikan komputer dan media
pembelajaran lainnya agar hal semacam ini tidak menjadi
hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
2) Lingkungan dan Keadaan SDN Kalisegoro
Indikator lingkungan dan keadaan SDN Kalisegoro pada
evaluasi konteks didasari pada dukungan kebijakan dari
pemerintah dan suasana sekitar yang mendukung pada pelaksanaan
program kurikulum 2013. Pada wawancara dengan kepala
madrasah berkenaan tentang lingkungan dan keadaan sekolah pada
pelaksanaan program kurikulum 2013 sangat mendukung hal ini
tersebut pada kutipan wawancara sebagai berikut:
“Pelaksanaan kurikulum 2013 ini menggambarkan jelas
tentang tujuan program yang akan dicapai dan Secara
singkat dapat dikatakan evaluasi konteks merupakan
evaluasi terhadap keadaan yang melingkupi proses
pelaksanaan. Keadaan yang termasuk konteks adalah yang
berasal dari lingkungan dan keadaan sekolah yaitu kondisi
aktual dengan kondisi yang diharapkan, maka kami melihat
bahwa kondisi lingkungan dan keadaan sekolah ini cukup
mendukung terhadap pelaksanaan program kurikulum
2013.”
Berdasarkan pada hasil wawancara di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kondisi lingkungan dan keadaan SDN
Kalisegoro adalah cukup mendukung terhadap pelaksanaan
kurikulum 2013, karena kondisi lingkungan dalam keadaan aman,
tentram dan kondusif. Hal tersebut tentu menjadi penunjang bagi
tercapainya tujuan dari kurikulum 2013.
3) Analisis Kebutuhan
Berdasarkan data tersebut di atas bahwa kesimpulan yang
kami peroleh melalui hasil wawancara, baik kepala sekolah, tim
kurikulum dan wali kelas sudah paham mengenai kurikulum 2013
secara umum dan khusus tentang tujuan, materi, strategi
pembelajaran, organisasi kurikulum dan evaluasi. Selain itu,
sekolah ini siap dalam hal sumber daya manusia dengan 1 kepala
sekolah, 1 kepala perpustakaan, 1 kepala sarana dan prasarana, dan
8 guru.
SDN Kalisegoro mengharapkan siswanya menjadi mutu
lulusan yang berkualitas, yaitu manusia yang unggul dan
berprestasi, berbudi pekerti luhur yang memiliki pendidikan
karakter dan berwawasan lingkungan agar dapat peduli dan
mengetahui potensi sumber daya alam yang ada di wilayah tempat
tinggalnya.
b. Evaluasi Input Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro
Komponen input yang dimaksud adalah (masukan) yang dapat
menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,
alternatif apa yang di ambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
tujuan dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya atau
penilaian yang dilakukan terhadap segala hal yang mendukung
terselenggaranya kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro meliputi:
1) Dokumen kurikulum serta buku pedoman guru dan siswa
Pada kurikulum 2013 buku guru merupakan kunci utama
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, buku guru
memuat materi pembelajaran dan langkah-langkah pembelajran
yang digunakan guru sebagai pedoman proses belajar mengajar di
kelas. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan terlihat nampak
bahwa buku pedoman guru dan siswa ini masih banyak
kekurangan-kekurangan. Baik yang ada di perpustakaan dan ruang
kelas. Untuk perpustakaan jumlah buku yang dimiliki masih
minim, dan perpustakaan juga belum terkelola dengan baik.
“Untuk sarana dan prasarana masih perlu dilengkapi seperti
buku-buku guru dan siswa serta buku penunjang dan
beberapa alat peraga yang elektronik yang berbasis internet
ini sangat kurang sekali, pada saat ini kami hanya
menggunakan media yang sifatnya sederhana, seadanya
yang guru dapat membuatnya”
2) Sumber daya manusia atau tenaga pendidik SDN Kalisegoro
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 diperlukan sumber
daya manusia atau tenaga pendidik yang memiliki sikap, pribadi,
kompetensi dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran
berbasis kompetensi dan karakter. Hal ini sangat penting
dilaksanakan, karena berkaitan dengan deskripsi kerja yang akan
dilakukan oleh masing-masing tenaga kependidikan.
Pendampingan oleh tenaga ahli sangat dibutuhkan oleh para tenaga
pendidik yang belum terlalu memahami konsep kurikulum 2013.
Berikut hasil wawancara kepada kepala sekolah:
“Menurut saya pelatihan dan pendampingan yang diberikan
sangat penting dan sesuai dengan apa yang kami para guru
butuhkan di lapangan ketika harus mendidik anak-anak
dengan kurikulum yang baru”.
Berdasarkan data, upaya SDN Kalisegoro adalah
mempersiapkan guru-guru dengan mengikutsertakan guru pada
seminar atau diklat dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
pelaksanaan mutu kurikulum 2013. Sebelum pelaksanaan, guru
harus menguasai dengan baik kurikulum 2013 yang mana setelah
sebelumnya disepakati dan diambil kebijakan bersama sekolah.
3) Sarana dan prasarana yang tersedia serta media pembelajaran yang
digunakan.
Berdasarkan oservasi di lapangan masih banyak
kekurangan-kekurangan yang peneliti dapatkan. Seperti
perpustakaan, ruang kelas, buku, serta sarana dan prasarana
lainnya. Untuk perpustakaan tidak digunakan sebagai mana
mestinya, karena data di lapangan perpustakaan tersebut seperti
tidak lagi terpakai dan ruang perpustakaan dikunci serta jumlah
buku yang dimiliki masih minim, dan belum terkelola dengan baik.
Berdasarkan pengamatan, kesimpulannya bahwa sarana
dan prasarana yang dimiliki SDN Kalisegoro ini belum terpenuhi
standarisasinya untuk mendukung terlaksananya kurikulum 2013
dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan, sehingga perlu
perhatian dan peningkatan dari pihak sekolah yang lebih serius
lagi.
digunakan.
Berdasarkan oservasi di lapangan masih banyak
kekurangan-kekurangan yang peneliti dapatkan. Seperti
perpustakaan, ruang kelas, buku, serta sarana dan prasarana
lainnya. Untuk perpustakaan tidak digunakan sebagai mana
mestinya, karena data di lapangan perpustakaan tersebut seperti
tidak lagi terpakai dan ruang perpustakaan dikunci serta jumlah
buku yang dimiliki masih minim, dan belum terkelola dengan baik.
Berdasarkan pengamatan, kesimpulannya bahwa sarana
dan prasarana yang dimiliki SDN Kalisegoro ini belum terpenuhi
standarisasinya untuk mendukung terlaksananya kurikulum 2013
dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan, sehingga perlu
perhatian dan peningkatan dari pihak sekolah yang lebih serius
lagi.
c. Evaluasi Proses Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di SDN Kalisegoro
Evaluasi proses pelaksanaan kurikulum 2013 dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi atau memprediksi proses yang menghambat
persiapan dan implementasinya, merekam dan menilai keterlaksanaan
prosedur kegiatan dan menyediakan bahan informasi untuk menyusun
program di masa depan. Maka dapat dipahami bahwa evaluasi proses
merupakan analisis mengenai ketepatan dalam pengimplementasian
suatu program. Jika konsep evaluasi proses program kurikulum 2013
adalah mengidentifikasi dan menganalisis implementasi desain
pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah disusun. Jadi evaluasi proses
merupakan pengecekan dari sejak persiapan sampai dengan
pelaksanaan program secara terus menerus. Salah satu tujuannya
adalah menyediakan tindak lanjut kepada manajer dan staff mengenai
pelaksanaan kegiatan sesuai persiapan, dilakukan sesuai rencana dan
menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien. Adapun
bahasan dari evaluasi proses di SDN Kalisegoro ini adalah:
1) Implementasi
SDN Kalisegoro mengimplementasikan kurikulum 2013
dengan tujuan yang berorientasi pada tujuan pendidikan nasional.
Diantara tujuannya yaitu, meningkatkan sumber daya manusia di
era globalisasi ini. Sebagai pelaksana pemerintah yang berkaitan
dengan birokrasi dan kebijakan melaksanakan kurikulum yang
diberikan. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan kurikulum 2013 di
SDN Kalisegoro adalah untuk memenuhi hak anak-anak terutama
dalam memperoleh pendidikan dengan baik sehingga dapat
menghasilkan siswa-siswi yang mampu bersaing di era globalisasi.
Pelaksanaan kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro sudah
stabil, karena kurikulum 2013 yang diterapkan di SDN Kalisegoro
berjalan dengan baik, siswa-siswi dapat lulus memenuhi KKM,
siswa-siswi dapat naik jenjang dan siswa siswi lulusan SDN
Kalisegoro dapat bersaimg dengan siswa dari sekolah lain. Siswa
siswi SDN Kalisegoro diharapkan dapat masuk ke sekolah yang
diinginkan dan dapat bersaing dengan siswa dari sekolah lain. SDN
Kalisegoro bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang menerima
lulusan dari SDN Kalisegoro, untuk dapat berbagi informasi
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi SDN
Kalisegoro. Untuk itu SDN Kalisegoro dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada, kemudian dapat diperbaiki dan
dipenuhi salah satunya dalam pembelajaran di kelas.
Metode mengajar yang paling sering digunakan guru ketika
kurikulum 2013 ini diterapkan adalah metode demonstrasi. Metode
tersebut diterapkan agar anak dapat mengalami langsung apa yang
mereka pelajari. Selain itu, metode tanya jawab juga dilakukan
sebagai penyerta untuk menggali kemampuan awal siswa terhadap
materi yang akan dipelajari. Untuk pemilihan metode sendiri, guru
biasanya menyesuaikan dengan karakter siswa yang akan diajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru juga sudah menggunakan
pendekatan saintifik sesuai dengan aturan dalam kurikulum 2013.
Di awal pembelajaran, guru akan melakukan tanya jawab pada
siswa, kemudian menjelaskan generalisasi materi yang akan
dipelajari.
2) Program Supervisi
Program supervisi adalah program evaluasi
pengajaran/pembejaran guru untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan guru tersebut dalam mengajar. Apakah metode yang
digunakan sesuai dengan karakter peserta didik, apakah hasil
belajar siswa mencapai nilai KKM. Segala hal dalam proses
pembelajaran diamati oleh kepala sekolah. Jika terdapat kendala
ataupun masalah dalam proses pembelajaran maka hal tersebut
akan didiskusikan bersama kepala sekolah dan guru-guru lain
untuk ditemukan jalan keluarnya. Bila terdapat kendala pada
bidang sarana dan prasarana, maka sekolah akan
mendiskusikannya dengan pengelola dana bos dan lain sebagainya,
Program-program lain untuk guru di SDN Kalisegoro
diberikan sesuai dengan kebutuhan sekolah, seperti melalui
evaluasi. Seperti contohnya, terdapat program yang mengharuskan
guru minimal lulusan S1, maka SDN Kalisegoro akan mendorong
guru-gurunya yang belum S1 untuk dapat melanjutkan kuliah dan
mendapatkan gelar S1. Contoh lain terdapat kurikulum pendidikan
karakter, maka guru yang belum memperoleh pelatihan kurikulum
pendidikan karakter akan difasilitasi sekolah untuk memenuhi
kebutuhan sekolah yang diperlukan. SDN Kalisegoro juga
memberikan sarana dan prasarana kepada guru-gurunya,
memberikan pelatihan teknologi, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan sekolah dan dapat memberikan proses pembelajaran
kepada siswa dengan baik.
3) Kendala Sekolah Pada Implementasi Kurikulum 2013
Pada saat awal implementasi kurikulum 2013 SDN
Kalisegoro memiliki kendala pada guru yaitu guru kurang
menguasai prinsip dari kurikulum 2013 ini sehingga pada saat
proses pembelajaran belum dilakukan perubahan metode mengajar
sesuai dengan yang tertuang dalam kurikulum 2013. Namun, saat
ini guru sudah mulai menguasai kurikulum 2013, proses belajar
pun sudah menggunakan model saintifik sesuai dengan ciri khas
kurikulum ini. Kendala yang sampai saat ini masih dirasakan
adalah pembelajaran belum bisa berjalan secara maksimal karena
saat ini adalah masa pemulihan pasca pandemi, selain itu
ekstrakurikuler yang dimiliki pun belum berjalan sejak pemerintah
menetapkan kebijakan untuk sekolah dari rumah.
4) Keunggulan Lokal
SDN Kalisegoro menginginkan peserta didiknya
berwawasan lingkungan dan berbudaya. Selain itu SDN Kalisegoro
merupakan Sekolah Adiwiyata sehingga harus memiliki program
khusus sebagai ciri khasnya tersendiri. Beberapa upaya yang
dilakukan SDN Kalisegoro diantaranya:
a) Menciptakan lingkungan terbuka hijau di lingkungan sekolah
agar peserta didik terbiasa dengan alam.
b) Mengimplementasikan kurikulum pertanian (sejak pandemi
tidak ada)
c) Mengintegrasikan keunggulan lokal karawitan dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
d) Sebelum pandemi, terdapat kegiatan rutin tiap bulan oleh
mahasiswa Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) UNNES untuk
mengolah lingkungan di sekitar SDN Kalisegoro.
d. Evaluasi Produk Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di SDN Kalisegoro
Komponen produk berfungsi sebagai penilaian yang dilakukan
terhadap hasil capaian program kurikulum 2013. Evaluasi bertujuan
untuk membuat keputusan mengenai hasil yang telah dicapai maupun
apa yang dilakukan setelah program berjalan.
Evaluasi hasil (Product Evaluation) diselenggarakan untuk
mengetahui hasil yang dicapai oleh program, serta mengetahui sejauh
mana luaran yang dihasilkan oleh program pelaksanaan kurikulum
2013 di SDN Kalisegoro tersebut, maka dalam hal ini terdapat dua
indikator hasil yang menjadi bahasan yaitu:
1) Hasil belajar siswa
Penerapan kurikulum 2013 memberikan dampak yang cukup
positif bagi SDN Kalisegoro, untuk capaian akademiknya nilai
ujian anak meningkat dan lulusannya dapat diterima di sekolahsekolah favorit jenjang berikutnya. Selain itu, ada juga capaian
non akademiknya yaitu siswa-siswinya sudah sadar akan
lingkungan. Namun, kurikulum 2013 dengan konsekuensi dari
penerapan pembelajaran tematik, menyebabkan pembelajaran
hanya dikuasai anak-anak yang pintar karena ketika belajar
tematik siswa harus punya pengetahuan dasar yang kuat. Kalau
kita koreksi, ketika belajar tema dan ada materi yang belum tuntas
kemudian harus mempelajari materi yang lain, ketika diadakan
evaluasi/ ujian siswa masih banyak yang kurang menguasai bidang
tertentu.
2) Sistem kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro sudah cukup efisien,
artinya kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro sudah tepat waktu,
tepat guna, tepat sasaran, bermanfaat dan bisa dilaksanakan
dengan baik sesuai kebijakan pemerintah. kurikulum 2013 di SDN
Kalisegoro menghasilkan siswa-siswi dan lulusan yang sukses.
Kurikulum 2103 di SDN Kalisegoro dikembangkan dengan
memenuhi pedoman atau beban yang dibuat sesuai dengan
kalender akademik di SDN Kalisegoro.
J. REKOMENDASI
Dari paparan hasil dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa secara
keseluruhan implementasi kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik.
Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu,
peneliti memberikan rekomendasi kepada SDN Kalisegoro terkait
pelaksanaan kurikulum 2013 agar ke depannya dapat lebih baik lagi. Berikut
rekomendasinya:
1. Perlunya dilakukan pelatihan guru secara berkala agar kompetensi guru
meningkat
2. Pengelolaan dan perawatan mengenai sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran perlu ditingkatkan lagi
3. Guru dapat meningkatkan lagi kreativitas dan inovasi dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran tidak terkesan monoton
4. Dalam proses pembelajaran, sebaiknya menggunakan media pembelajaran
yang lebih variatif dan kreatif sehingga siswa tidak merasa bosan dan
lebih semangat dalam pembelajaran
5. Perlu adanya evaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana tingkat
pemahaman guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
kurikulum 2013
K. KESIMPULAN
Implementasi kurikulum 2013 di SDN Kalisegoro sudah cukup baik,
seperti 80% guru mengajar sesuai pendidikannya, kelas tersedia dalam
keadaan baik dll. Namun masih ada beberapa hal yang belum diterapkan
dengan baik seperti belum adanya gedung perpustakaan yang memadai,
kelengkapan alat untuk pemenuhan kebutuhan pembelajaran yang belum
terpenuhi dan jumlah guru yang belum sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
L. DAFTAR PUSTAKA
Astri, A., Harjono, A., Jaelani, A. K., & Karma, I. N. (2021). Analisis
Kesulitan Guru Dalam Penerapan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar.
Jurnal Renjana Pendidikan Dasar, 1(3), 181.
27
Hamalik, O. (2010). Manajemen Pengembangan Kurikulum . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Kartowagiran, B. (2013, Agustus). Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum.
Workshop | Evaluasi | Kurikulum, | STAB | N | Raden | Wijaya. |
http://staffnew.uny.ac.id/upload/130693812/penelitian/evaluasi-dan | ||||||
pengembangan-kurikulum.pdf | ||||||
Kemendikbud. | (2022, | January | 17). | Kurikulum | 2013 | |
[Kurikulum.kemdikbud.go.id]. | Kurikulum.Kemdikbud.Go.Id. |
Magdalena, I., Maula, N. H., Amelia, S. A., & Ismawati, A. (2020). Evaluasi
Penerapan Pembelajaran K13 Di Sekolah Dasar Dharmawati Arief
Tangerang. Jurnal Manazhim, 2(1), 27–28.
Rusman. (2018). Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Studi
Tentang Best Practice Yang Dilakukan Guru Sekolah Dasar Dalam
Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Penilaian Kurikulum 2013. Jurnal AlBidayah, 10(2), 64.
Komentar
Posting Komentar